Sejarah panjang gedung dansa Nona dan Tuan Belanda, kini menampung puluhan replika benda sejarah Probolinggo

- Sabtu, 1 Oktober 2022 | 06:10 WIB
Desain arsitektur Museum probolinggo masih kental dengan ciri khas bangunan Belanda. (Putri Safitri)
Desain arsitektur Museum probolinggo masih kental dengan ciri khas bangunan Belanda. (Putri Safitri)

PROBOLINGGO.NETWORK.COM, - Kota Probolinggo merupakan Kota Pelabuhan sejak masa kolonial Belanda. Sehingga tidak heran Kota ini memiliki banyak gedung bernilai sejarah.

Salah satunya adalah gedung tua di jalan Suroyo, no 17 yang saat ini dikenal sebagai Museum Probolinggo.

Bangunan ini telah lama dikenal sebagai ballroom atau tempat dansa di masa sebelum kemerdekaan. Namun setelah merdeka, fungsi gedung ini menjadi tempar berbagai acara pernikahan.

Baca Juga: Tanah Rusunawa Bestari diklaim Buchori Muslim (Part 1)

Puluhan pengantin di masa lalu telah menjadi saksi bangunan yang dulu dikenal sebagai gedung Harmonie.

"Dulu gedung ini tempat orang-orang Belanda pesta, dansa-dansa. Tapi setelah kemerdekaan, gedung ini menjadi tempat pertemuan, tempat resepsi pernikahan. Namanya pun berganti-ganti dari panti Budaya, Graha Bina harja sampai menjadi Museum probolinggo," ujar Abdul Kamal, Guide Museum Probolinggo

Gedung ini mengalami proses panjang sampai akhirnya menjadi museum. Pada tahun 2008, saat itu gedung ini masih bernama Graha Bina Harja mulai digagas menjadi museum oleh Bappeda, Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata serta BIAS (British Indonesia Artist Society) dari Brighton.

Baca Juga: Tanah Rusunawa Bestari diklaim Buchori Muslim (Part 2)

Baru pada tanggal 15 Mei 2011, Museum Probolinggo diresmikan secara simbolis oleh Gubernur Jawa Timur.

"Benda-benda di Museum ini menyimpan benda-benda arkeologi, kermologika, filologika, numistika, historika, ethnigrafika dan teknologika. Seperti koleksi numismatika itu uang obligasi jaman belanda, uang-uang kuno," ujarnya.

Namun ada beberapa benda museum yang sementara dipindahkan ke Museum Dr Saleh dan salah satu aset Dinas pendidikan di Kecamatan Kademangan. Pemindahan ini terkait karena ada kegiatan pameran Museum Rasulullah.

"Disini kan pernah ditempatkan benda-benda museum Rasulullah, jadi replika arca dipindahkan sementara. Karena ada ketidaksesuaian barang yang dipamerkan, jadi replika arca yang dipindah," ujar Kamal.

Pria yang bekerja sebagai pegawai tidak tetap ini menjelaskan bahwa bangunan Museum Probolinggo ada 3 bagian. Bagian tengah yang digunakan untuk memamerkan benda-benda bersejarah, serta dua bagian samping di kiri dan kanan ruang utama.

"Bagian tengah ini dibagi 2 untuk kegiatan Museum Rasulullah dan bagian Museum Probolinggo. Kalau bagian kanan itu dulunya perpustakaan museum, kalau yang kiri itu Basecamp Wartawan," terangnya.

Halaman:

Editor: Putri Safitri

Tags

Terkini

Terpopuler

X